Selasa, 22 Desember 2009

Selamat Hari Ibu 22 Desember 2009

Ibu..sosok yang bagiku memiliki karakter yang kuat. Ibu selalu menemaniku sejak dari TK sampai dengan SMK. Perhatian dan kasih sayang Ibu kepadaku tidak akan pernah terukur dengan apapun dan tidak akan pernah bisa dinilai dengan materi.

Sekalipun saat ini aku sudah bekerja dan separuh penghasilanku kukirimkan untuk Ibu tiap bulannya, namun bagiku itu masih belum apa-apa dibandingkan jasanya dalam membesarkan dan mendidikku.

Pada saat SD, setiap ada kegiatan yang harus kuikuti, ibu selalu menemaniku dan selalu memberiku semangat agar aku tidak mudah menyerah. Aku ingat ketika mengikuti PERSAMI antar SD di BANJARBARU, aku ditunjuk untuk mengikuti lomba baca puisi. Ibu yang megajarkanku bagaimana cara membaca puisi dan bagaimana harus bersikap sampai akhirnya aku mendapatkan juara 1 dalam lomba tersebut.

Dengan sepeda ontel merahnya Ibu mengantarkanku ke tempat perkemahan dan mengantarkanku tiap pagi ke sekolah. Saat SMP disaat anak-anak lain ada yang diantar pakai sepeda motor dan bahkan ada yang diantar pakai mobil. Aku boncengan dengan Ibu pakai sepeda ontel merahnya ke sekolah.

Sekalipun keluarga kami kondisi ekonominya pas-pasan, aku tetap bisa belajar dengan lancar. Aku tidak pernah kesulitan untuk memperoleh buku tulis. Ibu memberikanku buku-buku bekas kakak-kakak senior yang sudah lulus yang masih layak pakai dimana bagian yang sudah ada tulisan dirobek sehingga aku bisa memakainya sebagai buku tulisku karena masih cukup banyak bagian yang kosongnya.

Buku-buku pelajaran pun aku memakai buku contoh jadi aku tidak perlu beli. Dengan segala keterbatasan tersebut Ibu mendorongku untuk selalu belajar dengan rajin. Ibu mengingatkanku agar jangan sekali-kali "mengenal wanita" dalam artian aku tidak boleh untuk memiliki hubungan dengan wanita (pacaran).

Karena jika aku sudah mulai mengenal wanita maka konsetrasi belajarku akan buyar dan berpengaruh kepada prestasiku. Hal ini terbukti ketika aku duduk di bangku kelas 2 SMP, rangkingku turun drastis dari posisi 2 ke posisi 7. Ibu sangat kecewa dan marah. Namun, aku tau beliau marah karena beliau menyayangiku. Aku pun dipingit tidak boleh keluar rumah sekalipun untuk bermain.

Aku fokus untuk belajar saja guna mengejar kembali rangkingku yang turun tersebut. Dan hasil "pingitan" tadi cukup memuaskan karena aku kembali naik ke posisi 5. Baru pada saat di kelas 3 aku kembali merebut posisi 2. Ibu sangat bangga ketika aku berhasil mewakili sekolahku menjadi siswa teladan dalam pemilihan siswa teladan untuk tingkat kabupatenku.

Dan yang paling tidak bisa kulupakan adalah di saat mama begitu panggilanku untuk Ibu, mengantarkanku untuk mengikuti test masuk ke SMK Telkom Banjarbaru dengan sepeda ontel merahnya. Dari kejauhan aku melihat banyak sekali mobil dan sepeda motor berjejer di depan SMK Telkom.

Aku sempat bilang ke mama untuk kembali aja, ga usah ikut test. Tapi mama tetap mengayuh sepedanya sampai ke sekolah. Mama menunggu diluar mulai pagi sampai sore aku selesai mengikuti test masuk ke SMK Telkom. Dan akhirnya pada saat pengumuman aku termasuk dalam daftar 108 siswa yang lulus dari 1200 peserta yang ikut test. Mama dan bapak senang sekali mendengar hal tersebut.

Kini, aku sudah bekerja di PT. Telkom. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan keluarga besarku. Sebelum aku memutuskan untuk memilih SMK Telkom karena aku juga lulus di SMUN1, aku berunding dulu dengan mama dan bapak karena untuk biaya sekolah di SMK Telkom tidak sama dengan SMU Negeri.

Akhirnya setelah menanyakan kepada keluarga di bima dan uwa. Aku dianjurkan untuk masuk ke SMK Telkom. Masalah biaya, Uwa.. kakak dari mama yang di Tasikmalaya yang menanggung mulai dari awal sampai selesai sekolah jadi mama hanya memikirkan untuk uang belanja saja.

Aku sangat beruntung karena memiliki keluarga yang begitu peduli dengan anggota keluarga yang lainnya. Sejak kecil aku dirawat oleh bibi-bibiku di mataram, kemudian uwa ku di Bima, kemudian juga bantuan dari Uwa di Surabaya, dan untuk biaya sekolahku di SMK uwa ku di Tasikmalaya yang menanggung.

Aku tidak mungkin bisa membalasa jasa-jasa para wanita ini, secara tidak langsung mereka juga adalah Ibu bagiku. Aku hanya bisa berusaha untuk memberikan yang terbaik sebagai hasil dari dukungan dan didikan mereka.
Selengkapnya...

Sabtu, 30 Mei 2009

Karakteristik Seorang Cewek

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “cewek” memiliki pengertian “sebutan kepada wanita atau perempuan yang masih muda (gadis)”. Menurut Elizabeth Hurlock, seorang psikolog perkembangan dan penulis buku “Developmental Psychology, “muda” diartikan berada dalam rentang usia antara 13 sampai dengan 23 tahun.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa “cewek” adalah perempuan muda yang berada dalam rentang usia 13 s.d 23 tahun. Dengan kemudaannya ini, cewek memiliki karakteristik yang berbeda dengan perempuan dewasa dari segi biologis, kognitif, dan sosialnya.

1. Segi Biologis
Terdapat 5 hal yang akan berkembang selama cewek berada dalam masa puber (berasal dari bahasa latin pubertas yang artinya suatu masa ketika seseorang telah sampai pada saat ia telah mampu untuk bereproduksi) yaitu pertambahan tinggi dan berat badan yang signifikan, perkembangan kelenjar seks atau ovaries (indung telur), perkembangan karakteristik seks sekunder seperti tumbuhnya payudara dan bulu kelamin, perubahan komposisi tubuh seperti bertambahnya jumlah lemak dan distribusinya yang berbeda dengan cowok, dan perubahan pada sistem sirkulasi dan pernafasan tubuh sehingga meningkatkan kekuatan dan toleransi terhadap stress.


Tips Menghadapi Perubahan Biologis

• Rajin mandi dan membersihkan diri. Pada masa remaja kelenjar keringat akan mengeluarkan keringat lebih banyak. Supaya masalah bau badan ga menghampiri, mandi sehari dua kali atau lebih (sesuai kebutuhan) akan menjadi solusi yang tepat. Jika datangnya keringat berlebihan gunakan deodorant atau bedak penghilang keringat.

• Rajin membersihkan muka. Kelenjar kulit akan memproduksi minyak lebih banyak karena pengaruh hormonal. Kalau ga rajin dibersihkan pori-pori wajah akan tersumbat sehingga timbullah “komedo” atau jerawat.

• Rajin berolah raga. Komposisi lemak mulai bertambah banyak terutama di daerah pinggul, paha, dan payudara. Supaya ga kelebihan berat badan maka banyak-banyaklah bergerak. Tentunya olahraga yang tidak melanggar syar’i. (tidak menyebabkan aurat tercetak atau terlihat lekuk-lekuk tubuh)

• Memilih pembalut yang oke. Ini bukan iklan lho ! Haid yang dialami seorang cewek ga boleh jadi penghalang untuk terus beraktivitas.

2. Segi Kognitif
Bertambah umur artinya berubah pula cara berpikir dan kemampuan berpikir seorang cewek. Hal ini dikarenakan semakin banyak informasi dan kesempatan yang diterima untuk mengeksplorasi lingkungan. Dari segi kognitif perubahan signifikan yang terjadi adalah kemampuan untuk memikirkan mengenai masa depan, kemampuan untuk berpikir mengenai konsep abstrak, kemampuan untuk melakukan metakognisi (berpikir mengenai proses berpikir, metakognisi sering melibatkan pengawasan aktivitas kognisi seseorang ketika proses berpikir sedang berlangsung. Contoh metakognisi adalah ketika seseorang berpikir mengenai cara untuk mengingat suatu hal yang dilupakannya), kemampuan untuk melihat berbagai faktor yang mempengaruhi suatu hal, dan kemampuan untuk melihat bahwa sesuatu adalah hal yang bersifat relatif.

Tips Menghadapi Perubahan Kognitif

• Banyak membaca. Apa hubungannya antara perkembangan kognitif dengan membaca ? Jelas ada dong ! Membaca akan mengaktifkan sel otak dan asal tahu saja buku merupakan jendela dunia. Melalui buku kita bisa tahu tentang banyak hal; misalnya, bagaimana kita mendapat beasiswa untuk sekolah di luar negeri, kisah-kisah muslimah yang bisa diteladani, dan banyak informasi menarik lainnya.

• Melebarkan sayap. Maksudnya ?? ya..kita harus bisa bergaul, tapi tetep…harus hati-hati, jangan sampai salah pergaulan. Dengan bergaul kemampuan kita untuk mengenali karakteristik dan emosi orang lain akan terasah. Namun jangan lupa untuk tetap menjadi diri sendiri.

• Eksplorasi minat dan bakat. Orang yang berhasil adalah orang yang bisa fokus pada apa yang dikerjakannya. Kalau kita sudah mengetahui apa minat dan bakat kita, maka tugas selanjutnya adalah mengasah bakat agar bisa “keluar” dan semakin terasah.

• Buat rencana. Buatlah daftar “things to do” dalam jangka waktu setahun, dua tahun, atau lima tahun ke depan. Dengan begitu segala perjalanan kita mempunyai arah dan peta yang nggak akan membuat kita tersesat.

3. Segi Sosial
Dengan terjadinya perubahan fisik dan kognitif, maka terjadi juga perubahan dalam peran sosial dan status pada diri para cewek. Bahkan, dalam kebudayaan masyarakat “Thonga” (masyarakat agraris yang berada di kawasan Afrika Selatan) ketika seorang cewek mengalami menstruasi untuk pertama kalinya, maka sang cewek harus mengumumkannya kepada masyarakat dan melakukan upacara sera dipisahkan dengan ibunya selama sebulan penuh untuk diasuh dan dididik oleh ibu angkatnya. Setelah itu, cewek dari masyarakat “Thonga” didaulat menjadi perempuan dewasa dan harus lebih menjaga sikap terhadap laki-laki, terlebih saat mereka sedang menstruasi.

Perubahan paling signifikan terjadi ketika mulai terbentuk identitas seorang perempuan dan meningkatnya kemandirian. Nah, ini sisi paling sering bermasalah dan terasa sebagai “badai” yang paling sulit dilalui, terlebih kalau kita tidak mengetahui bagaimana seharusnya identitas seorang perempuan muslim. Nah, jika kita sudah berubah menjadi seorang perempuan baligh, yang ditandai dengan menstruasi, maka kamu sudah diwajibkan mengenakan kerudung lho !

Tips Menghadapi Perubahan Sosial

• Menjadi diri sendiri. Walaupun sekarang cewek sudah tumbuh dan berkembang bukan berarti si cewek menjadi orang lain. Individunya tetap aja sama, hanya perannya saja yang mengalami sedikit perubahan. Mereka dituntut untuk lebih bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

• Jaga sikap. Sekarang si cewek bukan lagi anak kecil yang bisa seenaknya berpakaian, atau ketawa cekikikan di pinggir jalan. Banyak orang yang lebih mengamatinya apalagi jika perubahan fisiknya terjadi secara drastis.

Zaman selalu berubah begitu juga dengan orang-orang yang hidup di dalamnya akan mengalami perubahan yang terus menerus. Kalau dulu buat sekolah saja para cewek harus bersusah payah dan ngumpet-ngumpet, lha sekarang.. sudah banyak kita temukan cewek dan cowok “duduk satu meja” untuk beradu argumen.

Dulu cewek dianggap warga dunia kelas II yang kedudukannya di bawah cowok. Pandangan seperti ini ternyata sudah dimulai dari zaman prasejarah ! Mulanya pada masa Paleolitikum, sebuah periode yang sangat panjang dan berakhir pada sekitar tahun 12.000 SM, penduduknya adalah pengumpul pangan dan pemburu hewan serta ikan.

Karena cowok memiliki kekuatan fisik yang lebih besar daripada cewek maka cowoklah yang melakukan kegiatan berburu dan para cewek memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap mereka. Jadilah cewek dibilang lemah, pasif dan subordinate. Habis melihatnya dari satu kacamata aja sih ! Coba dari segi sentivitas dan hati, pasti cewek yang memiliki kepekaan lebih tinggi.

Tapi kini di negara maju dan negara berkembang, cewek sudah banyak terlibat dalam berbagai sendi kehidupan yang penting. Dari segi pendidikan, kebebasan memilih karir hingga kebebasan menyuarakan pendapat, para cewek juga mempunyai hak yang sama dengan cowok.

Pernah ga sih cewek ga diizinkan masuk sekolah karena jenis kelamin yang bukan cowok ? Atau pernah ga’, ada yang kena cekal gara-gara menulis karya tulis ilmiah ? ga kan!! Oleh karena itu jangan disia-siakan kesempatan yang sudah ada.


Selengkapnya...

Sabtu, 02 Mei 2009

Contoh Tujuan Generasi Muda

Saudara/i ku, Sungguh ironis jikalau kita melihat perkembangan pergaulan remaja, para generasi muda saat ini, walaupun masih ada segelintir generasi muda yang penuh dengan prestasi duniawi, namun tidak kurang yang berprestasi dalam kemunduran Akhlak.

Berikut ini adalah contoh para generasi muda di jaman Rasulullah Saw.Semoga dapat memberikan sebuah motivasi bagi kita untuk lebih menggiatkan prestasi bukan hanya di dunia namun juga prestasi sebagai bekal di akhirat kelak. Selamat membaca.

Ali bin Abu Thalib tidur di ranjang Rasulullah Saw pada malam hijrah. ketika itu usianya baru 20 tahun. Rasulullah Saw melihat bahwa pemuda ini pantas untuk mengemban tugas tersebut, maka Beliau pun mempercayakan tugas itu kepadanya.

Asma' Binti Abu Bakar membawa makanan untuk Nabi Saw yang bersembunyi di dalam gua. Ia memainkan peranan yang besar dalam hijrah ketika dirinya baru berusia 23 tahun.

Mush'ab bin Umair diutus Nabi Saw sebagai duta bagi penduduk Madinah. Ia menjadi orang yang membacakan Al-Quran, mengajarkan Islam, dan mendakwahkan agama ini kepada mereka. Berapa usiamu, Mush'ab ? 18 tahun.

Mu'adz bin Jabal diutus Nabi Saw sebagai duta bagi penduduk Yaman. Berapa usiamu, Mu'adz ? 20 tahun.

Wahai para generasi muda, apa arti semua ini ? mengapa aku menyebutkan contoh-contoh diatas ?

Engkau sangat berharga, teramat berharga. Lalu mengapa engkau meremehkan kemampuanmu sendiri dan hidup tanpa tujuan ?

Mengapa aku menyampaikan semua ini ?

Karena aku melihat bahwa masyarakat kita menderita akibat banyak para pemuda yang tidak memiliki tujuan hidup yang ingin mereka raih. Setiap hari muncul cafe baru. Cafe termasuk ajang bisnis yang paling laris. Mengapa ? Karena para pemuda suka duduk di tempat-tempat ini selama berjam-jam. Terkadang aku berkeliling kota dengan mobil dan di sejumlah cafe, aku melihat para remaja yang masih belia.

Sungguh disayangkan, sebagian dari mereka ada yang hanya sekedar duduk bermain atau melakukan hal yang tidak berguna. Ironisnya, dalam kehidupan ini, yang paling dipikirkan seorang gadis hanyalah jenis make up terbaru. Si Dinda membeli ini dan itu. Aku ingin pergi keluar membeli baju baru dsb.

sumber : Ya Allah Taburkan Cinta Pada Kami-Amru Khalid

Selengkapnya...

Minggu, 12 April 2009

Apakah mungkin pacaran bisa sampai ke pernikahan


Jumpa lagi sahabatku semua...
Pacaran, sebuah fenomena yang seakan selalu booming dan tidak pernah padam, dari generasi ke generasi terus ada.

Apakah mungkin pacaran bisa menghantarkan dua orang insan sampai ke sebuah pernikahan?

Saya rasa sahabat setuju bahwa yang paling dirugikan dari hubungan ini adalah cewek/perempuan... betul...???

Seberapa banyak kerugian yang diderita oleh kaum perempuan dari hubungan ini ?? saaaangat banyak sahabatku....

Yang paling sederhana saja, ketika seorang wanita pernah pacaran kemudian putus...laki-laki akan berpikir dua tiga kali untuk melamarnya...karena apa ???

Karena... orang-orang akan menyebutnya bekas/mantan si anu....perempuan ini merasa bahwa dirinya hina dan telah hancur.

beda halnya dengan laki-laki...orang-orang tidak peduli dia mantan/bekas pacar siapa, tidak ada beban mental bagi mereka.

Perempuan ini tidak lagi menjadi gadis pingitan layaknya permata yang selalu manja dalam rumah keluarganya.

Sebab, sejak pertama kali berpacaran, gadis ini benar-benar menjauh dari keluarganya, terutama ayahnya, karena mulai terbiasa berbohong pada keluarganya dan mulai mendapat masalah di rumah.

Pada akhirnya, ia mulai merasa menghadapi dunia ini seorang diri.

Bagaimanapun, cinta jenis ini hanya meninggalkan kesedihan, kegelapan, dan warna pekat di hati.

Apakah ketika melarang hubungan-hubungan ini, Islam ingin mempersempit dan menyusahkan manusia ??

Ataukah larangan ini justru membawa kepada kemaslahatan ??

Sahabat tentu lebih bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Tanyakan kepada hati nurani kita masing-masing....

Patut dicatat, hampir 90% dari hubungan pacaran ini tidak berakhir dengan pernikahan. Akhirnya, siapa yang tersakiti, tentu saja cewek.

Hati seorang cewek akan hancur dan sakit.

Jika seorang cowok saja merasa sakit, pedih, dan menanggung duka lara, depresi ketika hubungan ini berakhir, apalagi cewek yang notabene sangat peka perasaannya dibandingkan cowok yang lebih kepada akal logikanya...

Jadi, saudariku...tolong hindari hubungan seperti ini, karena kalian sendiri yang akan rugi...

dan saudaraku...kita sebagai cowok ditakdirkan untuk melindungi dan menyayangi wanita (istri)... jadi kita juga berperan dengan tidak memulai hubungan seperti ini...

akhirnya...semoga bermanfaat....

sumber : Ya Allah, Taburkan Cinta pada Kami karya Akhi Amru Khalid (dengan tambahan di beberapa tempat)


Selengkapnya...

Jumat, 27 Februari 2009

Nikah Siri


Sahabatku sekalian, cinta adalah dasar yang tidak mengandung masalah dan memiliki pandangan yang sangat terhormat di dalam agama kita. Seorang pemuda dan pemudi dapat merasakan sejumlah rasa cinta.

Kemudian, ketika mereka melakukan kesalahan, mereka berusaha memperbaikinya, namun patut disayangkan mereka memperbaikinya dengan cara yang salah, yaitu pernikahan siri tanpa wali (zawaaj 'urfi).

Tentu saja, cara ini sangat mengherankan. Pemuda yang memandang dirinya telah melakukan kesalahan dan berusaha memperbaiki kesalahannya dengan kesalahan lain. Kemungkinan pihak sekolah dan aturan sosial tidak mengijinkan menikah ketika masih duduk di bangku kuliah.

Akhirnya, jalan yang ia pilih adalah menikah siri. Akan tetapi, apa akibat pernikahan ini ? Persoalan yang muncul ialah bahwa setelah 2 atau 3 bulan menikah, pemuda ini begitu saja meninggalkan istrinya, bukan karena dirinya penakut atau merasa hina, tapi karena pemuda ini merasa bahwa dirinya telah melakukan hal yang tidak semestinya dan tidak akan pernah mampu menghadapi keluarganya dengan apa yang telah dilakukan.

Pemuda ini juga tidak mampu "mempersembahkan" sang istri kepada keluarganya, karena ia merasa istrinya ini "murah" dan memiliki level yang lebih rendah. Di samping itu, ia juga tidak mampu mempertahankan pemikiran bahwa wanita ini akan menjadi istrinya. Akhirnya, ia mulai melarikan diri dari istrinya.

Tentu saja ini bukan sekedar kisah-kisah khayalan, tetapi terjadi hampir setiap hari. Akibatnya, wanita ini merasa dirinya masuk dalam sebuah persoalan, bagaimana ia harus menghadapi keluarganya ? Ap yang harus ia lakukan ? dan bagaimana ia harus menjalani hidup ?

Pada tahap selanjutnya, ia mulai masuk dalam kondisi duka dan depresi. Selama 2 atau 3 minggu ia berhasil mereguk kebahagiaan, namun kemudian masa depannya diporak-porandakan. Sampai pada pernikahan resmi sekalipun, penyalahgunaan kata cinta berpotensi menimbulkan beragam malapetaka.

Saya tegaskan bahwa kita semua telah sering melihat banyak contoh yang terjadi dari hari kehari, bahkan menjadi buah bibir masyarakat yang ada disekitar kita,

Bagaimana kedua insan berlawanan jenis ini saling mencintai ?
Bagaimana kedua insan ini menjalin hubungan (cinta) sejak usia SMP ?
Bagimana dan masih banyak bagaimana lainnya yang beredar di masyarakat.....

Akan tetapi, setelah pernikahan, semua yang telah mereka rajut ini berakhir dengan perceraian. Kasus seperti ini tidak hanya terjadi 1 atau 2 kali saja, tetapi sangat sering terjadi.

Ada pernyataan dari seorang pemuda, " Ia (wanita) telah berubah dari sifatnya yang dulu". Dengan tidak mau kalah, si wanita pun berkata, "Ia telah menjadi manusia yang sama sekali berbeda, benar-benar berubah!"

Pada masa-masa sebelum pernikahan, katakanlah pacaran...
masing-masing dari dua sejoli ini pasti menampilkan hal yang terbaik ia miliki. Ketika keduanya bertemu (untuk hidup bersama) dan menemukan hal lain yang ia tidak temukan sebelumnya (ketika berpacaran) misalnya.

Segala sesuatu tidak lagi menjadi indah dan penuh bunga seperti yang dulu. Kalau kita tidak mengetahui sisi lain sebelumnya, kita pasti mulai menyelaraskan dan mengatur hidup kita sesuai dengan apa yang kita ketahui dari pendamping hidup kita.

Akan tetapi, kita harus ingat bahwa masing-masing orang memiliki kebiasaan sendiri-sendiri dan sulit baginya untuk mengikuti kebiasaan orang lain..

Waspadalah....Waspadalah.....Waspadalah !!!!!

semoga bermanfaat...

sumber : Ya Allah Taburkan Cinta pada Kami karya Akhi Amru Khalid (dengan beberapa suntingan)



Selengkapnya...

Kisah Cinta Paling Indah


Sahabatku sekalian, taukah kalian arti cinta sejati ? Apakah sahabat pernah mendengar atau mengetahui kisah cinta Qais dan Laila atau kisah cinta Romeo dan Juliet ataukah Laila dan Majnun ?

Apakah kisah cinta seperti itu yang dikatakan sebagai kisah cinta sejati ? Seperti yang sahabat ketahui bahwa kisah cinta mereka tidaklah berakhir di pelaminan bahkan rela mati demi cintanya.

Lalu, cinta seperti apakah yang dikatakan sebagai cinta sejati. Cinta sejati antara dua insan adalah cinta yang terus abadi dalam setelah pernikahan yang berlandaskan atas kecintaan mereka kepada Sang Pemilik Cinta yaitu Allah 'Azza Wa Jalla. Walaupun salah satu meninggal, namun cinta sejati ini terus saja abadi. Kisah cinta siapakah yang begitu indah ini ?

Kisah cinta yang paling indah ini siapa lagi yang memilikinya kalau bukan kisah cinta Junjungan kita, Muhammad Saw kepada Khadijah ra.

Sungguh sebuah cinta yang mengaggumkan, cinta yang tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah ? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar."

Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, "Masih adakah orang lain setelah Khadijah?"

Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.

Pada masa penaklukan kota Makkah, orang-orang berkumpul di sekeliling Beliau, sementara orang-orang Quraisy mendatangi Beliau dengan harapan Beliau mau memaafkan mereka, tiba-tiba Beliau melihat seorang wanita tua yang datang dari jauh. Beliau langsung meninggalkan kerumunan orang ini. Berdiri dan bercakap-cakap dengan wanita itu. Beliau kemudian melepaskan jubah Beliau dan menghamparkannya ke tanah. Beliau duduk dengan wanita tua itu.

Bunda Aisyah bertanya, "Siapa wanita yang diberi kesempatan, waktu, berbicara, dan mendapat perhatian penuh Nabi Saw ini?"

Nabi menjawab, "Wanita ini adalah teman Khadijah."

"Kalian sedang membicarakan apa, ya Rasulullah?" tanya Aisyah

"Kami baru saja membicarakan hari-hari bersama Khadijah."

Mendengar jawaban Beliau ini, Aisyah pun merasa cemburu. "Apakah engkau masih mengingat wanita tua ini (Khadijah), padahal ia telah tertimbun tanah dan Allah telah memberikan ganti untukmu yang lebih baik darinya?"

"Demi Allah, Allah tidak pernah menggantikan wanita yang lebih baik darinya. Ia mau menolongku di saat orang-orang mengusirku. Ia mau mempercayaiku di saat orang-orang mendustakanku."

Aisyah merasa bahwa Rasulullah Saw marah. "Maafkan aku, ya Rasulullah."

"Mintalah maaf kepada Khadijah, baru aku akan memaafkanmu." (Hadits ini diriwayatkan Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah)

Sahabatku, apakah mungkin ada cinta seperti itu, yang dapat terus abadi setelah orang yang dicintai meninggal 14 tahun yang telah lewat ? Yupz, karena cinta ini tidak pernah didahului hubungan haram dan karena ketaatan kepada Allah menjadi dasar dalam rumah tangga ini. Rumah tangga yang selalu dihiasi dengan dzikir kepada Allah, bukan rumah yang digunakan untuk mengingat setan.

Bagaimana pendapat kalian, sahabat muda sekalian, apakah kalian tidak ingin menjadikan rumah tangga kalian seperti ini ?. Suami membaca Al-Qur'an bersama istrinya. Betapa agungnya ketika anak-anak mereka turut serta membaca Al-Qur'an.

Menjelang waktu Shubuh tiba, si istri membangunkan suaminya untuk melaksanakan shalat Shubuh. Suami melaksanakan shalat Qiyaam al-lail 2 rakaat bersama istrinya. Seperti apa rumah ini ? Indah nian bukan ? betapa manisnya, betapa indah cinta di dalam rumah tangga ini.

Cobalah, pasti kalian dapat menemukan segalanya berubah, cinta pun bertambah, dan Allah melimpahkan berkah-Nya kepada kalian.

"Menikah jauh lebih baik daripada pacaran"



Selengkapnya...

Rabu, 18 Februari 2009

Cinta Berselimutkan Maksiat


Selamat pagi sahabatku semua. Untuk postingan inti pertama saya akan membukanya dengan menuliskan sebuah kisah nyata yang saya beri judul cinta berselimutkan maksiat. Mari kita simak sama-sama dan semoga ada hikmah serta pelajaran yang bisa kita ambil.

"Aku seorang mahasiswi. Sepanjang hidup yang pernah kulalui, aku adalah orang yang memegang teguh moral dan taat beragama. Namun sayang, aku belum memakai jilbab. Kendatipun banyak persoalan dan problema keluarga, namun aku tetap bertekad untuk tekun beribadah dan selalu ada cinta antara aku dan Allah. Tapi, sejak berkumpul dengan orang-orang yang jauh dari Allah, aku mulai hanyut dengan mereka.

Tatkala aku masuk kuliah, persoalannya menjadi semakin sulit, karena suasananya campur aduk tidak karuan. Dengan cara yang biasa, aku mulai berinteraksi dengan para cowok, hingga akhirnya berubah menjadi hubungan khusus dengan salah seorang cowok dan kami pun akhirnya menjalin hubungan yang biasa disebut "teman dekat". Kemudian kami saling mengakui bahwa dalam jalinan ini ada banyak perasaan tertentu yang lebih dari sekedar teman , ataupun teman dekat.

Kami sempat membuat kesepakatan untuk menjauhi perilaku haram dalam hubungan kami dan akan selalu konsisten dengan jalinan cinta suci dan terjaga. Cowok itu mulai menghubungiku melalui telepon dan mengatakan bahwa dirinya tidak dapat jauh dariku. Setelah menolaknya, aku hanya memberikan sedikit kesempatan untuk bersedia bicara dengannya. Aku selalu memanfa'atkan waktu untuk berbicara dengannya ketika keluarga aku sedang keluar rumah.

Jika salah seorang anggota keluargaku masuk rumah, aku langsung berbicara dengannya sambil bergaya seakan-akan aku berbicara dengan teman cewek, sungguh akting yang sempurna. Aku seakan-akan menjadi pencuri atau orang yang melakukan tindak kriminal dan berusaha membuat alibi untuk menyembunyikannya.

Tentu saja, hubungan kami semakin berkembang. Aku menjadi terbiasa pergi keluar (kencan) dengannya ke tempat-tempat umum, dan akhirnya pergi berduaan ke tempat sepi. Pacaran kami ini mulai memasuki area haram dan kami mulai melakukan hal-hal menyimpang, seperti pacaran melampaui batas.

Aku telah tertipu dengan shalatku, tertipu dengan keberagamaanku yang dulu, tertipu dengan pendidikan. Aku mengira bahwa itu semua dapat mencegahku tergelincir ke dalam kubangan dosa dan menyangka setan benar-benar jauh dariku, sehingga tidak mungkin lagi dapat membisiki dan merayuku. Seperti biasa, cowok itu lalu meninggalkanku setelah muncul sejumlah persoalan di antara kami.

Tentu saja, kamus cinta ini menjadi pukulan yang sangat menyakitkan bagi diriku, karena setelah itu ia meninggalkanku, dan aku merasa tak ada cowok lain yang pantas kucintai. Dia selalu mempermainkan dan memperlakukanku tidak adil, seakan-akan aku tidak mencintainya. Kalaupun aku mencintainya, pastilah akan kupenuhi semua keinginannya.

Bagaimana dia suka mengungkapkan perasaan-perasaannya kepadaku dan ungkapan ini dalam benaknya sudah seperti hubungan perkawinan ! Tekanan ini melahirkan sejumlah masalah yang haram. Setiap kali pulang ke rumah, aku merasa takut tidur. Seolah jiwaku telah terambil ketika sedang tidur, bagaimana aku dapat menemui-Nya ? Aku belum siap untuk mati karena aku selalu berada dalam kepalsuan yang tidak semestinya.

Pada suatu hari, aku mengetahui bahwa "mantan" cowokku akan mengikuti kajian keagamaan. Aku pun mengatakan akan pergi. Aku tahu bahwa kajian ini diikuti cowok dan cewek. Aku mengira dapat mengadukannya kepada ustadz pengisi materi. Aku bayangkan bahwa aku berkata kepada ustadz, 'Katakan kepada dia untuk kembali kepadaku, karena aku sama sekali belum pernah mengikuti kajian dan marilah saling berjanji di hadapan ustadz bahwa kita tidak akan melakukan kesalahan untuk kesekian kali.'

Tapi tentu saja aku jadi pergi dan ternyata persoalannya menjadi lain. Ustadz pengisi materi justru membicarakan perasaan-perasaan seorang mukmin kepada Tuhan dan bagaimana sebaiknya perasaan-perasaan itu. Kajian ini sangat agung hingga aku merasa, bahwa dulu diriku kehausan dan kini aku telah minum sepuas-puasnya. Seakan-akan hidupku yang mempunyai lubang yang dalam dan menganga, pada hari ini lubang itu telah penuh.

Sewaktu keluar seakan-akan aku ingin memeluk dan mencium teman-teman perempuan. Seakan-akan aku ingin membelai kepala semua orang di jalanan dan 'bernyanyi' kepada mereka karena aku tidak pernah berpikir bahwa aku telah melakukan kesalahan dan ingin bertaubat. Seolah-olah aku yakin bahwa Allah Swt telah mengampuni kesalahanku itu.

Aku meyakininya karena Allah sangat mulia lagi sangat penyayang. Berkat rahmat-Nyalah, kini aku mulai mengajarkan Al-Quran kepada orang lain, dan kini semua hidupku telah tertata. Aku memohon kepada Allah semoga semua yang kulakukan ini menjadi penyebab turunnya hidayah kepada semua orang. Aku selalu berusaha menggandeng dan menuntun orang lain agar aku pun dapat menuntun hidupku sendiri. Kini, aku telah melakukan banyak hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Alhamdulillaah, segala puji hanya pantas tersanjung kepada Allah, kini aku merasa telah benar-benar siap untuk mati. Kini, aku dapat berlapang dada menghadapi mati dan tidak takut lagi dengan mati. Aku selalu berprasangka baik kepada Allah, karena Allah selalu selaras dengan prasangka baik hamba-Nya kepada diri-Nya."

Cerita sederhana ini telah membuka mata hati dan pikiran saya selama ini, bahwa segala apa yang telah kulakukan dahulu tidak sebanding dengan apa yang kulakukan sekarang, sungguh masih banyak hal yang belum kuketahui demi memperbaiki diri ini.

Sobat, kisah sederhana diatas membuat kita mengerti dan memperlihatkan kepada kita bagaimana proses pergantian cinta yang pernah ia jalani bersama seorang cowok, menjadi cinta kepada Allah Swt.

Sobatku semua, bagaimana pendapatmu jika kita menjalani kehidupan cinta kepada Allah sampai akhirnya kita menikah. Seorang cewek pasti mengatakan bahwa dirinya mencintai seorang cowok bukan dalam kerangka ketaatan kepada Allah. Jika hubungannya dengan Allah seperti yang diharapkan, maka ia harus merasa ada sesuatu yang menguatkannya ke belakang.

Marilah kita mencoba menyerahkan segala macam perasaan kita kepada Allah Swt. Inilah hakekat yang benar-benar dapat dinikmati manusia di dunia, sekaligus yang diungkapkan Hasan bin Tsabit dalam bait-bait syair :

Di Pintu-Mu aku takkan meninggalkannya
Aku pun takkan pernah pergi ke selain-Mu
Dengan ridha-Mu, kan kurajut bajuku
Sunggguh mulia diriku tatkala menjadi hamba-Mu
Aku berbisik di kening Subuh
Ketika ditanya siapa Tuhanmu
Tuhankulah Sang Pencipta alam semesta
Sungguh mulia aku saat menjadi hamba-Mu
Tuhankulah yang menyingsingkan pagi
Aku pun takkan pernah berpaling ke selain-Mu




Selengkapnya...

Perkenalan

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Selamat malam sobat semua. Salam kenal dan salam persahabatan dari saya. Sobat mungkin ada yang bertanya kenapa blog ini dikasi nama "pacaranislami" ?. Sobat sekalian, seperti kita ketahui bersama bahwa pergaulan dikalangan remaja sudah "hampir" tidak dapat dikendalikan lagi.

Hal ini mendorong saya untuk mencoba untuk mengajak sobat-sobat remaja untuk sama-sama belajar dan lebih memahami apa dan bagaimana pacaran tersebut, positif dan negatifnya, buruk baiknya, akibat yang mungkin terjadi, dan segala pernak-perniknya.

Sebagaimana para sunan ketika pertama kali mengenalkan Islam kepada masyarakat yang notabene sudah menganut kepercayaan turun temurun, maka agar Islam dapat diterima dengan baik, maka disisipkan dalam adat dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat tersebut.

Oleh karena itu, saya ingin mencoba untuk berbicara dan menyampaikan pesan melalui tulisan ini, dan muncul pertanyaan besar "APAKAH ADA PACARAN ISLAMI" ? kita akan sama-sama belajar disini. Dan tentunya sebagai manusia saya memiliki kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu sumbang saran, kritik maupun pendapat dari sobat semua akan sangat membantu untuk mengajak kembali sobat remaja kita kembali kepada "cinta yang sebenarnya cinta".

Ketika ada sahabat kita yang sedang alpa dan melalui jalan keliru, maka kewajiban kita untuk memberitahukannya bahwa jalan yang dilaluinya keliru agar sahabat kita dapat sampai di tujuan dengan selamat. Bukan sebaliknya, kita membiarkan sahabat kita tetap melalui jalan tersebut padahal kita tau jalan yang dilaluinya keliru, apakah kita tega membiarkan sahabat kita tersesat dan tidka bisa menemukan jalan pulang ?





Selengkapnya...